PUSAKAMALUKUNEWS.COM – Masalah kelangkaan minyak tanah bukanlah hal baru di Maluku. Hamper setiap saat kondisi ini harus dialami oleh warga, dan bahkan kelangkaan bisa terjadi dalam kurun waktu yang begitu lama.
Untuk menyikapi kelangkaan kali ini, berbagai desakan bahkan protes muncul dari berbagai kalangan. Salah satunya dari Ruslan Haurasan, SE, Sekretaris Komisi II DPRD Provinsi Maluku. Kepada media ini di Ambon, Kamis, (11/08), Haurasan meminta Pemerintah Provinsi Maluku dan khususnya pihak Pertamina untuk bijak menyikapinya.
Pasalnya imbas dari kelangkaan ini bukan saja dirasakan oleh masyarakat di perkotaan saja, karena masyarakat di perkampungan pun masih hidup dengan tergantung dari minyak tanah sebagai bahan bakar rumah tangga.
“Saya kira, soal kelangkaan minyak tanah di Provinsi Maluku, Pemerintah daerah dan pihak Pertamina harus bijak melihat ini. Karena masyarakat kita di perkampungan masih memerlukan minyak tanah, untuk itu saya harap segera di distribusi lewat pangkalan pangkalan-pangkalan secara baik agar bisa didapatkan oleh masyarakat,” sebut Wakil Rakyat Dapil Maluku Tengah ini.
Terkait isu konvensi minyak tanah ke gas, bagi Haurasan seharusnya dilakukan sosialisasi secara baik. Sehingga masyarakat dapat mengerti dan siap menghadapi perubahan bahan bakar minyak tanah ke gas.
Lanjutnya, hingga saat ini, dirinya masih menerima laporan baik secara pribadi maupun laporan ke Komisi II, bahwa masih ada keluhan-keluhan yang dating dari beberapa tempat.
“Keluhan yang kami terima terutama dari kampung-kampung yang sekarang alami kelangkaan minyak tanah. Bahkan saya sendiri saksikan di beberapa tempat cukup Panjang antrian masyarakat yang ingin mendapatkan minyak tanah,” sebut Haurasa.
Menurut mantan Wakil Ketua Komisi IV ini, untuk Kota Ambon saja, ada beberapa pangkalan minyak tanah yang banyak sekali antrian warga. Dirinya meminta agar Pemerintah Daerah dan Pertamina segera menyikapi karena ini masalah yang cukup serius.
“Saya kira ini yang perlu di sikapi oleh Pemerintah daerah dan Pertamina. Usulan lewat surat telah kita sampaikan kepada Pimpinan Komisi II, dan dalam waktu dekat Komisi akan memanggil pihak Pertamina dan pertanyakan penyebab terjadinya kelangkaan ini,” Tutupnya. (**)
