Ambon, (PMN ) – Wali Kota Ambon Bodewin Wattimena, memberikan kuliah umum bagi mahasiswa Universitas Terbuka bertemakan ” Kehidupan Berbangsa dan Bernegara serta Implementasinya dalam Pendidikan Tinggi.
Acara ini diinisiaasi oleh Universitas Terbuka yang diperuntukan bagi kalangan mahasiswa baru yang menginjakan kaki di Universitas Terbuka
Kegiatan kuliah umum ini bertujuan membekali mahasiswa dengan pemahaman sistem perkuliahan UT, termasuk pelatihan keterampilan belajar, workshop tugas, dan klinik ujian. Turut hadir dalam kuliah umum yang dibawahkan Pak Walikota Sekretaris Kota Ambon Robby Sapulette, Kepala Dinas Pendidikan Kota Ambon, serta Direktur UT Ambon Yuli Tirtariandi El Anshori, S.IP., M.AP.
Dalam kuliah umumnya, Wali Kota Ambon menyoroti tantangan sosial-ekonomi kota, terutama tingginya tingkat pengangguran yang mencapai 11,44%. Ia menekankan pentingnya pengembangan sektor jasa, perdagangan, dan industri kreatif sebagai solusi utama peningkatan lapangan kerja.
“Kita perlu membangun ekosistem ekonomi kreatif agar bisa menyerap lebih banyak tenaga kerja. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kota Ambon saat ini mencapai 83,37, salah satu yang tertinggi di Maluku. Ini harus dimanfaatkan untuk mendorong generasi muda agar lebih inovatif,” ungkapnya.
Selain itu, Wali Kota Bodewin Wattimena menegaskan bahwa dunia pendidikan tinggi harus beradaptasi dengan kebutuhan pasar kerja.
“Tantangan kita hari ini adalah banyak lulusan perguruan tinggi yang masih menganggur. Karena itu, pendidikan tinggi harus memadukan teori dengan pendidikan vokasi agar mahasiswa siap bersaing di dunia kerja,” tambahnya.
Di akhir pemaparannya, Wali Kota mengajak mahasiswa UT Ambon untuk berkontribusi dalam pembangunan kota, baik melalui inovasi, kewirausahaan, maupun pengabdian di berbagai sektor.
Sementara itu, Direktur UT Ambon, Yuli Tirtariandi El Anshori, S.IP., M.AP., dalam sambutannya menegaskan bahwa UT Ambon merupakan satu-satunya perguruan tinggi negeri di Maluku yang telah terakreditasi A dan berstatus Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum (PTN-BH), sejajar dengan UI, UGM, ITB, dan Unair.
“Kami bangga bisa menjadi satu-satunya PTN-BH di Maluku. Ini membuktikan bahwa sistem pendidikan di UT memiliki kualitas yang setara dengan perguruan tinggi terkemuka lainnya di Indonesia,” ujarnya.
Sebagai institusi pendidikan inklusif, UT Ambon membuka akses bagi mahasiswa dari berbagai latar belakang, termasuk pekerja dan penyandang disabilitas.
Dalam kesempatan ini, Direktur UT Ambon juga mengapresiasi Wali Kota Ambon sebagai pemimpin yang responsif dan dekat dengan masyarakat.
“Pak Walikota adalah sosok pemimpin kota ambon yang humble dan cepat tanggap. Saya bahkan pernah ngopi bareng beliau di pinggir jalan dalam diskusi terkait ekonomi kreatif di Ambon,” katanya.
Ke depan, UT Ambon berencana mendirikan layanan publik di Amplas guna mempermudah mahasiswa dalam mengurus administrasi tanpa harus datang langsung ke kantor UT Ambon.
OSMB kali ini diikuti lebih dari 200 mahasiswa baru, yang diharapkan dapat menjadi pelopor perubahan di lingkungan masing-masing. Sementara itu, mahasiswa dari daerah lain seperti Tanimbar dan Aru akan mengikuti kegiatan serupa di lokasi masing-masing.(**)